Jumat, 22 Agustus 2008

SUDAH IKHLASKAH KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH

Ketika sudah merasakan nikmat CintaNya, bagai orang kasmaran, mereka mencanduNya jangankan melihat, hanya mendengar namaNya bergetar hati mereka semuanya terasa indah asal dariNya 'tanah liat rasa coklat' begitu kata pepatah neraka mungkin tak mengapa kalau itu memang dapat merasakan CintaNya surga juga bukanlah tujuan utama, karena itu cuma sebagian dari wujud CintaNya

Perkataan ikhlas berasal dari bahasa Arab dengan akar kata kh l sh, yang berarti 'murni', 'suci', 'tidak bercampur', 'bebas'. Ikhlash (Arab) berarti 'pengabdian yang tulus' (sincere devotion), 'ketulusan', 'kejujuran'. IKHLAS. dalam kamus bahasa Indonesia itu sinonim dari tanpa pamrih. Suatu pekerjaan atau kegiatan, yang kita kerjakan untuk orang lain tanpa kita mengharap imbalan apapun dari orang yang kita tolong. Sedangkan ikhlas menurut Islam adalah setiap kegiatan yang kita kerjakan semata-mata hanya karena mengharapkan Ridho Allah SWT

Banyak arti dan definisi ikhlas dari tiap2 ahli bahasa yang jelas ikhlas itu yah sesuatu yang dilakukan tanpa meminta imbalan apapun. Dalam islam kata2 ikhlas sering kita dengar bahkan sering disebut,yang jelas senantiasala kita ikhlas dengan segala apa yang ada pada kita saat ini dan ikhlas kalau suatu saat Allah mengambil nya kembali. Banyak hal yang harus kita lakukan dengan ikhlas dalam hidup ini,sebagai muslim dan yang percaya akan kebesaran Allah tentu senantiasa bisa melakukan segala sesuatu dengan ikhlas. Dan disini ingin di sampaikan apakah kita sebagai hamba Allah sudah ikhlas ? kalau masih sering mengeluh dan menggerutu sepertinya belum bisa dikatakan ikhlas.Sesabar apapun kita tapi kalau masih sering merasa ada yang kurang dan ada yang mengganjal berarti ikhlas dalam diri kita belum ada. Saudara2 seiman,sebagai hamba Allah tentu kita ingin menjadi seseorang yang ikhlas dalam segala hal,dan bagaimana mencapai tingkat keikhlasan itu .Mencapai suatu tingkat keikhlasan bukan satu hal yang mudah karena semua ini dapat terjadi dimana tingkat ibadah kita sebagai makhluq kepada sang khaliq,penghambaan kita kepada sang khaliq. Biasa nya dalam ilmu tausawuf ikhlas adalah bagian terpenting dalam melaksanakan ibadah kiat sebagai makhluq Allah. Dimana apabila kita beribadah bukan hanya sekedar mengharap surga atau takut kepada neraka,tapi kita beribadah karena kita sadar kita hanya seorang hamba yang memohon ridha Allah dengan penuh keikhlasan semata.Karena ikhlas itu tanpa pamrih dan kita sebagai umat yang sudah mendapat nikmat luar biasa dari Allah sudah sewajar nya kita melakukan sesuatu itu dengan ikhlas dan kesadaran yang penuh. Mungkin kita semua pernah mendengar kisah Rabiatul adawiyah yang tingkat keikhlasan nya sduah mencapai tingakt tinggi,yang senantiasa berdoa kepada Allah dan salah satu doanya yang membuat hati ini bergetar yaitu : "Ya Allah bila aku beribadat ini karena menginginkan syurgaMu, maka jauhkanlah aku dari syurgaMU. Dan bila aku beribadat ini karena takut dengan nerakaMu, maka masukkanlah aku kedalam nerkaMu".Sanggupkah kita melakukan seperti ini ? hanya Allah yang tau,insyaAllah kita mampu asal kita sadar bahwa kita hanya seorang hamba yang hanya pantas memohon kepada Allah

ikhlas merupakan suatu perkara yang sangat tinggi sampai-sampai pada hadits qudsi dikatakan: "ikhlas adalah salah satu rahasia-Ku dan akan Ku-buka pada hamba-hamba-Ku yang Ku-pilih" Selain itu satu-satunya kaum yang sudah terbebas dari godaan syethan adalah kelompok hamba yang ikhlas bukan lainnya(bukan islam, bukan mukmin dst .. hanya yang mukhlasin). Masalahnya bagaimana usaha kita supaya bisa mencapai derajat ikhlas dengan sebenarnya. Bukan sekedar nampak pada simbolisme ikhlas yang mungkin bisa sesaat terlihat pada diri seseorang. Bicara tentang ikhlas memang ada sisi menariknya Rasanya sulit menemukan perbuatan yang tidak ternoda oleh hal-hal selain demiAllah, terutama godaan riya', ujub bahkan syirik. Ketika tangan ini memberikan shadaqah, di hati muncul godaan "biar diliat tetangga". Ketika> mulut ini mengucapkan khotbah suci, di hati ada bisikan "biar dikata alim ulama". Kalau tidak salah Rasullah saw. sendiri pernah mengomentari penyakit bagaikan semut hitam di atas batu hitam di tengah malam yang kelam.

Yang pasti marilah kita mencoba mencapai tingkat keikhlasan dalam diri kita masing2 sudah dapat kita di katakan ikhlas ?sebab keikhlasan yang benar-benar tulus semata-mata karena Allah tersebutakan dicapai setelah kita mendapat hidayah_nya dan hal itu dilakukan karena rasa kecintaan kepada Nya.Dan apabila ada (seseorang) dalam proses mencari ridho-NYA ?? sehingga timbul kesadaran betapa besar ni'mat yang tak sanggup kita membalasnya melainkan hanya dengan keikhlasan kita dalam beribadah kepada-NYA ?? dan mungkinkah kadar keikhlasan yang berbeda satu sama lain itu tergantung tebal dan tipisnya iman seseorang ?? dapatkah dikatakan bahwa tingkat keikhlasan seseorang itu belum sempurna manakala yang bersangkutan belum pernah mengalami perjalanan ruhani (walaupun sangat ingin & telah berusaha), lalu kiat-kiat/ amalan-amalan apa yang harus dijalaninya agar seseorang dapat mencapai tingkat keikhlasan yang tinggi ?Senantiasalah kita melakukan segala sesuatu karena Allah semata dan karena kita hamba yang pantas bersyukur . Mungkin tingkatan Ikhlas dicapai sebanding dengan tingkat kecintaan dan keyakinan seseorang pada Alloh (yang tentu saja dicapai secara berat dan bertahap melalui perjalanan ruhani) ketika mereka sudah dapat merasakan (malah mungkin melihat dengan mata hatinya) bahwa betapa sungguh sangat besar nikmat, karunia, kasih sayang dan cinta Alloh pada dirinya dan semesta alam rasa dirinya akan mengatakan jangankan semua pahala ibadahnya untuk membayar tiket masuk surga, untuk membalas nikmat sepasang mata saja rasanya belum cukup Tak ada pahala yang setara untuk membayar nikmatNya, sehingga ibadah mereka hanyalah Ikhlas untuk semua CintaNya

Hanya ini yang bisa di sampaikan sebab penulis sendiri belum bisa dikatakan orang yang ikhlas seba masih ada rasa takut dan cemas serta harap,tapi insyaAllah mencoba menjadi ikhlas dalam hidup dan mencoba menjalani hidup dengan ikhlas,karena untuk mencapai tingkat tertinggi seperti ikhals nya seorang Rabiatuladawiyah rasanya bukan hal yang mudah sebab bagi penulis sendiri melakukan sesuatu sesuatu dan berdoa. Beribadah karena rasa Khauf (takut) pada Neraka dan berharap ridha Allah dan surga nya,ini salah satu motifasi dalam beribadah.Wallahualam.

1 komentar:

faisol mengatakan...

saya membuat tulisan tentang "Benarkah Kita Hamba Allah?"
silakan berkunjung ke:

http://achmadfaisol.blogspot.com/2008/09/benarkah-kita-hamba-allah-1-of-2.html
(link di atas adalah tulisan ke-1 dr 2 buah link benarkah kita hamba Allah?)

Apakah Allah juga mengakui bahwa kita adalah hamba-Nya?

semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...

salam,
achmad faisol
http://achmadfaisol.blogspot.com/